Malang, LAPMI - Melek akan krisis ekologi yang terjadi di daerah Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), empat organisasi etnis Donggo Malang Raya adakan dialog interaktif dengan mengusung tema: "Suku Donggo Berbicara Entitas Pohon Sebagai Simbol Kehidupan". kegiatan tersebut diadakan di Caffe Jemblung 3, Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sabtu, (18/12/2021).
Beberapa organisasi yang terlibat dalam agenda dialog interaktif tersebut yaitu: Himpunan Mahasiswa Donggo Dompu-Malang (HMDD-M), Persatuan Mahasiswa Donggo Malang (PEMDO-M), Solidaritas Mahasiswa Donggo Dompu Timur-Malang (SMDDT-M), Asosiasi Mahasiswa Soromandi-Malang (ASMASI-M). Dialog interaktif tersebut juga berlangsung khidmat dan diikuti oleh kurang lebih 60 peserta.
Ardian Al-walid selaku Ketua Pelaksana berharap setelah terselenggaranya dialog interaktif tersebut bisa mewujudkan ketentraman pemikiran mahasiswa, lebih-lebih masyarakat pada umumnya terhadap kondisi persoalan ekologi yang ada di daerah NTB. Pemerintah mampu menghadirkan solusi yang kongkrit untuk mengatasi persoalan yang ada.
“Harapan saya selaku ketua pelaksana setelah dilaksanakannya agenda dialog interaktif ini adalah bagaimana mewujudkan ketentraman pemikiran mahasiswa, lebih-lebih masyarakat pada umumnya dalam kondisi persoalan ekologi yang ada di daerah NTB. selain dari itu, harapan kami mahasiswa Donggo se-Malang Raya adalah, setelah terselengaranya dialog interaktif ini semoga mampu tersampaikan ke telinga-telinga pemerintah, serta mampu menghadirkan solusi-solusi kongkrit untuk mengatasi persoalan yang dirasakan oleh masyarakat Bima dan Dompu khususnya” pungkasnya.
Nuranisa, Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Donggo Malang (PEMDO-M), juga menambahkan bahwa latar belakang diselenggarakannya dialog interaktif ini karena melihat situasi dan kondisi yang terjadi di Bima dan Dompu.
“Agenda dialog interaktif dilatar belakangi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di Bima dan Dompu. Bencana alam terjadi bukan tanpa sebab, ada ikut campur tangan manusia di dalamnya. Maka adanya agenda dialog interaktif ini berorientasi pada kesadaran manusia bahwa pohon dan alam perlu dijaga keberlangsungan hidupnya, karena mereka adalah nikmat tuhan yang harus manusia syukuri, bukan dikeruk sampai tak bersisa” ungkapnya
Ia juga berharap setelah adanya agenda dialog interaktif tersebut diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada mahasiswa yang cenderung acuh terhadap masalah ekologi dan bisa menumbuhkan kesadaran bersama agar menjaga pohon sebagai mana mestinya. “Setelah adanya agenda dialog interaktif suku donggo berbicara mengenai entitas pohon sebagai simbol kehidupan diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada mahasiswa yang cenderung acuh tak acuh terhadap masalah ekologi dan juga bisa menumbuhkan kesadaran bersama agar menjaga pohon sebagai mana mestinyaa, ambil secukupnya tidak perlu berlebihan hingga tidak menyisahkan satupun” tutup Nuranisa.
Penulis: Rajab Abubakar Sidiq Jailani
Editor: Reny Tiarantika
Komentar
Posting Komentar