Aku hanya mengerti cinta melalui buku-buku yang aku baca, aku tidak tahu apakah aku akan mengalaminya suatu saat nanti dan berakhir bahagia atau malah sebaliknya.
Aku adalah mahasiswa baru di salah satu Universitas yang berada di Malang. Fikram, biasa teman-teman satu angkatan memanggilku. Sebagai mahasiswa baru, aku kerap sekali berkeliling kampus untuk melihat-lihat sudut kampus tempat aku kuliah.
Di sela-sela aku berkeliling, aku tidak sengaja melihat seorang gadis yang duduk termenung sendiri di gazebo yang biasa di jadikan tempat nongkrong para mahasiswa. Aku sedikit tertegun saat melihatnya. Ku perhatikan mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala, dan aku peroleh kesimpulan bahwa dia adalah gadis yang misterius.
Setelah pertama kali aku melihatnya, rasa ingin tahuku semakin besar, aku mencoba mencari berbagai informasi mengenai dia, hingga aku tahu bahwa dia yang aku kagumi bernama Citra, gadis yang terkenal cantik dan galak itu merupakan salah satu mahasiswi dari berbagai organisasi.
Citra merupakan gadis terkenal di kampus dengan kepiawaiannya dalam memainkan biola. Ada satu hal yang membuat aku kaget, ternyata Citra adalah teman satu kelas ku, karena masih mahasiswa baru, aku terkadang lupa dengan teman satu kelas ku karena aku jarang memperhatikan mereka.
Hal tersebutlah yang membuat kami lambat laun menjadi akrab dan kami pun bersahabat, meskipun begitu aku tetap tidak mampu menyingkirkan rasa kagum dan suka ku padanya meski kami telah bersahabat.
Karena kedekatan kami, banyak yang mengira bahwa kami sedang berpacaran, namun hal yang selama ini di anggap oleh teman-teman, tidaklah mungkin terjadi. Aku dan Citra merupakan aktivis di kampus.
Siang itu, aku tak sengaja melihat dia bermain biola, aku sengaja berdiri di tempat yang tidak teduh, agar aku bisa dengan leluasa memperhatikan dia. Rasa kagum ku semakin dalam, seolah lidahku tidak bisa berkata-kata dan aku pun menatapnya tanpa mampu memalingkan pandanganku.
Kepiawaian nya memainkan biola seolah membuatku terbius dalam iramanya, rasa kagum ku padanya semakin dalam, hingga aku bingung apa yang harus aku lakukan.
Pada akhirnya aku menutup mata ingin mengambil beberapa ketenangan. Namun pada saat mataku terpejam, aku kaget dengan suara yang memanggil namaku,
“Fik, Fikram .. kamu ngapain di situ?”
“eh, Citra, emm”
“Sini deh. Kamu berdiri disitu apa gak kerasa panas Fik. Sini, temenin aku latihan Fik, biar aku ada temennya”
“hehe, aku lagi nunggu tukang jajan lewat”
Citra tertawa sambil berkata “kamu ada-ada aja fik, gak ada tukang jajan masuk kampus fik. Sini deh .. aku bisa atasi rasa laparmu”.
Hanya kata-kata itu saja, sudah membuat aku salah tingkah. Aku memang orang yang bisa dibilang cuek oleh teman-temanku, aku cenderung tidak peduli oleh sesuatu yang bagi ku tidak terlalu penting.
Jadi, meski aku sudah ikut organisasi, aku pun tidak bisa menghilangkan sifat ku yang sudah ada sejak dulu. Aku merasakan hal yang aneh ketika aku berada di dekat Citra, aku tidak bisa pura-pura tidak memperhatikannya, aku tidak bisa berlagak cuek, tapi sebaliknya aku selalu merasa salah tingkah dan aku pun jadi pendiam.
Pada suatu ketika, aku baru tahu bahwa salah satu teman dekatku juga menyukai wanita yang sama yang aku sukai, yaitu Citra. Ada sedikit perbedaan antara aku dan temanku, aku cenderung tidak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaanku, sedangkan dia selalu mencari kesempatan agar bisa mendekati Citra.
Hingga pada suatu ketika, kami bertiga, belajar bersama. Aku melihatnya selalu menanyakan hal-hal yang menurutku tidak perlu di tanyakan kepada Citra, aku tahu bahwa dia hanya ingin mencari perhatian Citra. Karena bosan melihatnya, aku meninggalkan mereka begitu saja tanpa sepatah kata pun.
Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan tentang aku. Hingga pada malam hari, aku tidak bisa berhenti memikirkan Citra, aku pun tidak bisa mengatakan pada Citra, bagaimana perasaanku terhadapnya, karena dia adalah sahabatku sendiri.
Akhirnya aku hanya bisa menyampaikan melalui syair yang ku buat sendiri tentang perasaanku terhadapnya. Rasa suka ku padanya kadang membuat aku ingin memilikinya, namun aku sadar bahwa perasaan seperti itu, bukanlah perasaan yang baik, sehingga harus aku hilangkan.
Saat ini, aku putuskan untuk menyimpan perasaanku padanya rapat-rapat. Biarlah hanya aku yang tahu betapa besar rasaku terhadapnya. Karena memang aku mencintainya, dan aku tidak peduli bagaimana perasaannya terhadap ku. Karena yang terpenting dia selalu ada di dekatku walau hanya sebatas sahabat. Itu sudah cukup buatku.
Penulis: Dhon_Max
Komentar
Posting Komentar