Langsung ke konten utama

Gender Equility and Social Inclusion: Bukan Hanya Cita-Cita yang Jauh dari Tangan Kita

 

Khusnul K. Ramdannisa

Ketua Umum KOHATI Badko Jawa Timur

Berfikirlah layaknya seorang Ratu. Ratu tidak takut gagal. Karena kegagalan adalah batu loncatan untuk mencapai kejayaan.”

Leaving no one behind merupakan 1 dari 16 indikator SDG’s dalam proses ketercapaian Gender Equility. Prinsip ini mensaratkan posisi perempuan  dapat dilihat sebagai objek sekaligus subjek pembangunan. Sebagai subjek: Perempuan diharapkan mampu mengawal implementasi dan capaian dari semua tujuan dan target dalam SDGs tersebut. Sedangkan sebagai objek pembangunan, perempuan dapat menjadi sumber data akurat dalam bentuk analisis sosial historis dan kultural dalam menilik realita masyarakat yang ada.

Demikian karena pergulatan persoalan perempuan dapat menjadi refleksi dalam melihat permasalahan dalam struktur masyarakat secara lebih luas dan mendalam. Seperti halnya, kondisi dimana tidak semua perempuan mendapatkan pendidikan dan kematangan emosional untuk mengambil keputusan bahkan untuk sekadar bertanya kepada dirinya sendiri tentang apa yang sesungguhnya dia inginkan, tidak sedikit perempuan yang kehilangan kemampuan untuk mendengarkan suara hatinya karena tidak semua berkesempatan (red. diberi kesempatan) untuk sebatas menelisik ke dalam dirinya sendiri.

Tentu, apabila dibandingkan dengan laki-laki, peluang perempuan untuk berperan aktif dalam kegiatan sosial, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan kelembagaan serta kegiatan lainnya masih terbatas. Batasan ini bersumber dari berbagai nilai dan norma di masyarakat yang membatasi ruang gerak perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Dalam buku “Ada Serigala betina dalam Diri Setiap Perempuan” karya Ester Lianawati, Carol D. Ryff menjelaskan bahwa tiap orang sebenarnya dapat menjadi sejahtera jika ia mampu: menerima diri, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, menguasai lingkungan, serta terus bertumbuh secara personal.

Implikasi potensi tersebut apabila ditarik ke dalam konteks saat ini dapat dilihat pada aspek pengarusutamaan gender dalam RPJMN 2020-2024 yang memuat beberapa Informasi di antaranya: IPG dan IDG pada tahun 2018 baru mencapai 90,99 dan 72,10. Data tersebut memuat Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang mencakup 3 aspek yaitu keterwakilan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional dan sumbangan pendapatan oleh perempuan.  Dalam lingkup Jawa Timur, tercatat IDG Jawa Timur tahun 2019 sampai pada angka 73,04% dan Tahun 2020 mencapai 73,03 %.

Data tersebut secara implisit menunjukkan bahwa relasi kuasa tidak akan pernah lepas dari mata rantai ketidaksetaran yang dialami oleh orang-orang atas dasar gender, kemiskinan, disabilitas, usia, jarak tempuh, etnis, bahasa maupun kelompok tertentu atau bahkan gabungan dari berbagai aspek di atas.

Oleh karena itu, Internasional women days dengan slogan #BreakTheBias berusaha mengingatkan maupun me re-charging fokus kita untuk berusaha lebih giat lagi dalam menyeimbangan aspek tersebut dalam lingkup individu maupun komunal. Demi terciptanya tujuan negara yakni “Bhineka Tungga Ika” dengan memastikan persamaan hak, peluang, akses, dan toleransi serta sikap saling menghormati individu lain tanpa memandang identitas sosial mereka. Sehingga tercipta sebuah tatanan sosial masyarakat yang inklusif.

Inklusi sosial tersebut memuat analisis aspek general Isu yang menjadi masalah bersama dan berupaya mengubah produk sosio kultural dan potensi kekuatan historis kultural dengan memahamkan bersama bahwa kesejahteraan seluruh rakyat merupakan tujuan yang harus dikehendaki bersama. Semua kalangan berupaya untuk mencapai titik dimana keadilan dan kesetaraan gender menjadi behavior baru bagi laki-laki maupun perempuan itu sendiri.

Penulis: Khusnul K. Ramdannisa

Editor: Ai Novia Hasna Afifah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadiri Pelantikan Pengurus MD KAHMI Kota Malang, Menko PMK RI: KAHMI Malang Harus Bisa Memberi Arti Peranannya di Malang Raya

Dokumentasi : Rafindi  Malang, LAPMI  - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy menghadiri pelantikan Majelis Daerah (MD) KAHMI Kota Malang Periode 2021-2026, terhitung sebanyak 67 orang yang telah dilantik oleh Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni HMI (KAHMI) Jawa Timur. Pelantikan tersebut berlangsung di Regents Park Hotel, pada Minggu (30/01/2022). Selain Menko PMK RI, pelantikan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Presidium MN KAHMI Manimbang Kahariady, Presidium MW KAHMI Jawa Timur Edy Purwanto, Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika beserta para tokoh dan tamu undangan lainnya. Dalam momentum pelantikan yang bertemakan "Berperan Aktif dalam Kemaslahatan Publik di Era Disrupsi" tersebut, Muhadjir Effendy berkesempatan untuk memberikan pidato kebudayaan. Saat pidato berlangsung Muhadjir berpesan Kepada jajaran Pengurus MD KAHMI Kota Malang yang baru saja dilantik, bahwa KAHMI merup

HMI Komisariat Unitri Sukses Gelar Basic Training

Dokumentasi: HMI Komisariat Unitri Malang, LAPMI - Himpunan Mahasiswa Islam, Cabang Malang, Komisariat Unitri, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Sukses gelar Basic Training (Latihan Kader 1) dengan tema "Terbinanya Kepribadian Muslim yang Berkualitas Akademis, Sadar Akan Fungsi dan Perannya dalam Berorganisasi Serta Hak dan Kewajibannya Sebagai Kader Umat dan Kader Bangsa". Kegiatan tersebut dilaksanakan di Graha Yakusa, Desa Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. pada tanggal 05 sampai 07 November. Minggu, (07/11/2021)  Agus Salim sebagai PJ ketua pelaksana menyampaikan, sebanyak 30 kader Komisariat Unitri yang telah mengikuti LK dan ada 5 peserta dari komisariat lain yang juga menitipkan kadernya, jadi total peserta forum ada 35 kader yang mengikuti Basic Training pada tahun ini. "Alhamdulillah ada 30 Kader asli komisariat Unitri yang telah mengikuti LK pada tahun ini, dan ada juga beberapa kader titipan dari komisariat lain, yaitu Komisariat Mulla Shadra d

Gelar Basic Training LK 1, HMI Komisariat Mulla Shadra Tekankan Aspek Cinta Kader terhadap Organisasi

Dokumentasi: lapmimalang/ Rafindi Malang, LAPMI- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)  Cabang Malang Komisariat Mulla Shadra mengadakan kegiatan Basic Training Latihan Kader 1 (LK 1). Minggu, (21/03/2021). Kegiatan LK 1 kali ini dilaksanakan di Graha Yakusa Jln. Hasyim Asyari Kec. Pagelaran, dengan mengangkat tema "Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, serta sadar akan fungsi dan perannya dalam organisasi". Kegiatan Basic Training tersebut dilaksanakan selama tiga hari dari Jum'at - Minggu tanggal 19 - 21 Maret 2021 dengan peserta sebanyak 16 orang. Sekretaris pelaksana Mimin Sulastry mengatakan dasar mengangkat tema ini dengan alasan agar kader lebih menumbuhkan rasa cinta terhadap organisasi dan dapat berproses dengan baik serta kedepannya kader-kader yang telah mengikuti LK 1 ini lebih sadar akan fungsi dan perannya. "Harapan kedepannya kader tetap berproses karena mereka akan menghadapi beberapa macam tantangan karena ini baru permulaan nanti kedep