Malang, LAPMI - Berdasarkan pengertian di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa adalah peserta didik yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa berpotensi sebagai penerus bangsa. Mahasiswa memang harus mempunyai keinginan penuh untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Adapun seperti yang sudah diketahui, peran dan fungsi dari mahasiswa ialah sebagai agen of change, agen of cocial control, iron strock, dan moral force. Di anatara ciri-ciri mahasiswa adalah kritis, solutif, dan objektif. Mahasiswa harus mampu menanggapi sebuah permasalahan-permasalahan yang ada. Dari itu semua, bisa dikatakan mahasiswa merupakan senjata kemajuan bagi sebuah bangsa dan negara.
Berbicara tentang mahasiswa, maka dunia membaca tidak dapat dilepaskan, karena membaca merupakan hal yang sangat penting untuk memperluas ilmu, pengetahuan, dan wawasan. Yang mana mahasiswa nantinya akan dikenal dengan keilmuannya untuk mencapai sebuah peran dan fungsi, serta ciri-ciri mahasiswa itu sendiri. Dengan membaca mahasiswa dapat menggalih sebuah informasi, mengambil sebuah hikmah, dan dapat menanggapi atau mengkritisi dari sebuah bacaan tersebut, karena manfaat membaca salah satunya adalah memang mengasah nalar kekritisan yang ada dalam jiwa mahasiswa.
Di sisi lain, tidak sedikit pendidik yang menekan untuk menghidupkan literasi membaca kepada para peserta didiknya, dengan menjelaskan sebuah manfaat dari membaca. Karena sebagaimana kenyataan, di era digitalisasi ini literasi membaca sudah mulai berkurang, padahal hampir semua instansi Pendidikan sudah menyediakan sebuah tempat atau sarana untuk membaca, seperti perpustakaan, majalah dinding, buletin, dan lain sebagainya. Maka dari kenyataan itu, mahasiswa sebagai arus penguat Pendidikan harus membangkitkan kembali literasi membaca yang ada. Di samping lain juga, membaca merupakan hal yang sangat berpengaruh untuk bekal berbicara. Karena pada dasarnya yang namanya mahasiswa tidak akan lepas dari konteks berbicara. Seperti ketika di forum diskusi, pesentasi, musyawarah dan lain sebagainya. Mahasiswa memang ranahnya berbicara mengutarakan sebauah argumentasinya. Tidak selayaknya argumentasi mahasiwa adalah hasil dari karangan sendiri, namun harus bertanggung jawab dengan adanya sebuah pedoman dan referensi, dan referensi tersebut akan didapat ketilka mahasiswa itu gemar dan suka membaca.
Penulis: Rajis Wardi
Editor: Reny Tiarantika
ππΌππΌππΌππΌππΌππΌ
BalasHapus