Ilustrasi: Suara kebebasan
Penulis: Irfan Ishak
Apa kabar negeri tuaku..?
Apa kabar yang demokrasi..?
Katanya rakyat adalah tempat bermuaranya kebijakan yang melahirkan kemanusiaan
Tapi kami berkali-kali mati akan cinta
Tapi kami pula yang berkali-kali mati akan kesetaraan insan
Maka aku lebih memilih menelan pil anti dokma
Yang membungkam tirani
Hingar bingar kisah, darah dan luka kini menjadi saksi bisu di antara perjalanaan menempuh sejatinya CINTA
Media menjadi layar kaca menyaksikan kisah para peredator selangkangan, menyedu nikmat lalu berkoar tentang kemanusiaan
Retorikamu hanyalah ucapan racun di ujung lidah yang melahirkan kalimat-kalimat syahdu
Media dihipnotis dengan selembar kertas, gambar seokarno di perjual belikan demi kepentingan perlengkapan dapur
Penguasa rela menjilat noda demi kesuburan nama yang sebatas fatamorgana di layar media masa
Kini aku kembali dengan suara tegar seperti suara petir yang menggelegar bersahutan dengan aliran darah perjuangan
Tunggu saja... pada beranda hari, kita akan sama-sama tenggelam pada lautan demokrasi sebab sabang hari kita telah menanam benih-benih pada rahim reformasi, yang tumbuh membumikan demokrasi.
Komentar
Posting Komentar